GLOBAL BANDA ACEH – Pelayanan Kesehatan harus berubah ke arah yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, Sekda Aceh Taqwallah, mengajak para dokter spesialis penerima beasiswa BRR NAD-Nias mendedikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekda Aceh Taqwallah, dalam sambutannya pada acara Silaturrahmi dan Evaluasi Kinerja Dokter Spesialis Penerima Beasiswa BRR NAD-Nias dengan Pemangku Kebijakan di Kabupaten/Kota, yang digelar via konferensi video, di ruang kerja Sekda Aceh, Sabtu (7/8/2021).
“Sejak awal, semangat dan cita-cita pemberian beasiswa dari BRR NAD-Nias ini adalah agar setiap individu mampu memberi perubahan. Usia kita semakin tua, mari kita dedikasikan ilmu dan kemampuan yang kita miliki untuk masyarakat,” imbau Sekda.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga menyemangati para dokter yang kebetulan mengabdi di fasilitas kesehatan yang belum lengkap.
“Tetap semangat, bekerja sekuat tenaga meski dengan segala keterbatasan. Maksimalkan alat yang ada, jangan mengeluh dan kerjakan apa yang bisa. Dengan kekuatan anggaran yang ada, para pemangku kebijakan tentu akan terus melengkapi fasilitas yang dibutuhkan,” kata Sekda.
Sekda menyapa sebanyak 147 dokter spesialis penerima beasiswa BRR NAD-Nias yang saat ini mengabdi dan tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Dr Zuriati, salah seorang peserta pertemuan mengakui, bahwa pertemuan ini sangat baik bukan hanya sebagai ajang silaturrahmi tetapi juga sebagai ajang konsolidasi.
Hal senada disampaikan oleh Staf Ahli Kesehatan Pemerintah Aceh Dr Syahrul. Pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin ini, berpesan kepada para dokter spesialis penerima beasiswa BRR NAD-Nias, untuk mendedikasikan ilmu dan kemampuan kepada masyarakat luas.
“Terus berkomunikasi dengan sejawat, jaga silaturrahmi dan kekompakan. Berikan yang terbaik di sisa hidup kita, untuk mengabdi kepada daerah yang kita cintai ini,” imbau dr Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Pembangunan Sumberdaya Manusia Aceh Syaridin, menjelaskan pada tahun 2019, Pemerintah Aceh menganggarkan beasiswa untuk pendidikan dokter spesialis sebanyak 40 kuota.
“Dari total 40 kuota tersebut, sebanyak 20 dokter calon penerima tidak mendapatkan kampus. Oleh karena itu, dananya kita kembalikan ke kas negara. Sedangkan di tahun 2020 tidak ada beasiswa pendidikan dokter spesialis karena terjadi refocusing anggaran,” ujar Syaridin.
Syaridin menambahkan, di tahun 2021 ini, Pemerintah Aceh menyediakan sebanyak 75 kuota pendidikan dokter spesialis, dengan skema 2 kuota untuk masing-masing kabupaten/kota dan sisanya untuk dokter umum.
Kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yan ketat ini, juga diikuti oleh sejumlah Sekda kabupaten/kota di Aceh dan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh dan SKPK kabupaten/kota. Bersama Sekda, turut hadir Dr M Yani, dr Syahrul, Kepala Badan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Aceh Syaridin, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin dr Isra Firmansyah, Direktur RSJ dr Makhrozal, Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif. (*)