Dia menyebutkan ada ratusan pasien thalassemia yang membutuhkan transfusi rutin 1 hingga 4 kantong setiap 2 hingga 4 minggu sekali. “Butuh biaya Rp300 juta per pasien per tahun,” kata dr. Isra.

Dr. Isra menambahkan, semula agak sulit mencukupi kebutuhan darah bagi pasien thalassemia. Dalam dua tahun terakhir, berkat gerakan donor darah dari pemerintah Aceh, kelangkaan darah tidak terjadi lagi. “Pastinya anak-anak kita (penderita thalassemia) dapat tergolong lebih cepat. Berikan darah karena setetes darah kita dapat menyelamatkan mereka,” kata dia.

Sementara itu, Sekda Aceh, dr. Taqwallah M.Kes., mengajak masyarakat untuk beramal dengan donor darah. Hal itu ia sampaikan usai pelaksanaan zikir dan doa bersama yang dilangsungkan di koridor depan Unit Pelayanan Thalassemia, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Rabu (9/2/2022).

Pasien thalassemia adalah mereka yang membutuhkan darah rutin, bahkan harus mendapatkan transfusi darah seumur hidup. Secara ilmu pengetahuan penyakit ini memang bisa dihindari, yaitu dengan tidak menikah antar-sesama penderita. Caranya adalah dengan terlebih dahulu melakukan skrining sebelum menikah.

Thalassemia disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi produksi sel darah merah. Kelainan genetik ini diturunkan dari orang tua dan membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. Efek dari sakit ini adalah cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas.

Thalassemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News