Buya Yahya ulama yang juga berperan sebagai pengasuh LPD Al Bahjah, berkata bahwa tidak ada khilaf mengenai jumlah rakaat taraweh diantara para imam ini , kecuali dalam mazhab Maliki.

Imam Malik, seorang ulama terkenal dari Madinah, mengamalkan jumlah rakat 36 dalam melaksanakan Shalat Tarawih, hal ini dilakukan untuk berlomba dalam kebaikan.

Ahli madinah melihat bahwa di Makkah orang-orang melakukan shalat taraweh 20 rakaat disertai dengan tawaf, maka karena di madinah tidak ada Ka’bah dan tentunya tidak bisa melakukan tawaf, mereka menambah jumlah rakaat taraweh menjadi 36 rakaat, seperti yang dijelaskan oleh As-Sayyid Muhammad As-Syathiri dalam Syarah Yaqut-nya sebagai berikut:

وَأَقَلُّ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَانِ، وَأَكْمَلُهَا عِشْرُوْنَ. وَقَالَ مَالِكٌ: سِتَةٌ وَثَلَاثُوْنَ وَهُوَ عَمَلُ أَهْلِ المَدِيْنَةِ، وَقَالُوا: إِنَّهُمْ أَرَادُوا مُسَاوَةَ أَهْلِ مَكَّةَ، لِأَنَّهُمْ يَطُوْفُوْنَ سَبْعًا بَيْنَ كُلِّ تَرْوِيْحَتَيْنِ، فَجَعَلَ أَهْلُ المَدِيْنَةِ مَكَانَ كُلِّ سَبْعٍ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ. شرح الياقوت النفيس

Artinya: “Paling sedikitnya rakaat Tarawih 2 rakaat, sedangkan yang paling sempurna 20 rakaat. Dan Imam Malik berkata: 36 rakaat dan itulah yang dilakukan Ahli Madinah, ulama’ Malikiyyah mengatakan: “Ahli Madinah berkehendak menyamakan ibadahnya dengan Ahli Makkah, sebab Ahli Makkah melakkukan thawaf tujuh kali putaran di antara dua tarwihan (dua istirahatan), kemudian Ahli Madinah menjadikan posisi setiap tujuh kali putaran dengan melakukan shalat 4 rakaat”. (Muhammad As-Syathiri, Syarah Al-Yaqut An-Nafis, hal. 194).

Jadi , menurut Buya Yahya, kalau kita mau memilih bilangan rakaat tarawih, sebenarnya antara 20 dan 36 rakaat. Namun, perlu diingat bahwa baik jumlah rakat 20 , 36 ataupun 8 rakaat ini bukanlah jumlah yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini diakui oleh para ulama.