Sehingga, lanjut dia, alokasi dana pokir yang ia dapatkan hanya sebesar Rp5-7 miliar per tahun, yang dinilainya belum cukup untuk memenuhi harapan besar dan kebutuhan rakyat, khususnya masyarakat Abdya.

“Saya letakan jabatan karena mengejar sesuatu yang belum Allah Subhanahu wa ta’ala takdirkan pada tanggal 27 November nanti, apakah itu serakah?,” kata Safaruddin tegas.

Dalam orasinya, Safaruddin juga mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang peduli dan berpihak pada rakyat. Ia menegaskan bahwa dirinya merupakan salah satu alternatif yang dapat diandalkan dalam Pilkada mendatang.

“Saya pulang kampung untuk membangun Abdya. Ini kesempatan dan momentum, apalagi dengan terpilihnya Prabowo sebagai Presiden RI. Pada tahun 2013, tanpa jabatan apapun, saya sudah berhasil membawa Prabowo ke Lapangan Persada,” ujarnya, mengingatkan kontribusinya sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto di Aceh di Pilpres 2024.

Safaruddin juga menyampaikan visinya terkait pembangunan sektor pertanian di Abdya. Bersama pasangannya Zaman Akli, ia berkomitmen untuk fokus pada penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang tepat guna.

Pada tahun kedua masa jabatannya, jika terpilih, Safaruddin berjanji akan membangun akses jalan ke lahan pertanian dan perkebunan di seluruh wilayah Abdya.

Selain itu, ia menyoroti masalah ketersediaan pupuk yang kerap langka. “Pemerintah mungkin tidak mampu menyediakan pupuk gratis, namun harus memastikan pupuk selalu tersedia untuk masyarakat,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya memperbaiki sistem irigasi dari hulu ke hilir, dan berjanji akan memperjuangkan alokasi anggaran APBN untuk sektor pertanian, khususnya dalam pembangunan saluran irigasi.