Sedangkan bagi menganut teori kecerdasan berubah menganggap kecerdasan bukan suatu kualitas tetap yang mereka miliki begitu saja, tetapi sesuatu yang bisa ditingkatkan melalui pembelajaran. Dweck menyebut ini sebagai “teori inkremental” kecerdasan, sebab kecerdasan digambarkan sebagai sesuatu yang bisa meningkat karena usaha seseorang.

Implikasi pengadosian teori kecerdasan tetap

Dua pandangan teori kecerdasan ini sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah. Terutama bagi guru dan siswa yang merupakan ujung tombak utama pelaksanaan pembelajaran di kelas. Guru yang menganggap kecerdasan siswa adalah tetap, akan berdampak terhadap keyakinannya dalam menyusun dan melakukan pembelajaran kepada siswa.

Guru akan memberi label ini siswa cerdas, ini siswa bodoh meskipun tidak disampaikan secara ekplisit. Disamping itu guru tidak akan kreatif dalam menghadirkan pengalaman pembelajaran yang mempunyai  tingkat kesulitan yang beragam, dikarenakan takut siswa tidak bisa memahaminya.

Sedangkan bagi siswa dengan memercayai kecerdasan tetap maka siswa yang merasa pintar, akan sangat takut apabila kecerdasannya diuji. Sehingga apabila dihadapkan dengan persoalan yang sulit, maka siswa tersebut akan menghindar demi menyelamatkan gengsinya karena dia adalah siswa yang cerdas.

Bagi siswa yang merasa diri bodoh, maka pengadopsian pandangan ini akan menjerumuskan mereka untuk tidak tertarik dalam belajar. Hal ini dikarenakan mereka percaya bahwa kemampuan mereka tidak akan berubah meski sudah mengerahkan kemampuan maksimal dalam belajar.

Dari penjelasan dua pandangan teori kecerdasan diatas maka kiranya kita dapat memberikan beberapa solusi sebagai berikut:

Untuk Pemerintah

Pemerintah dapat memasukkan berbagai macam program yang dapat menyentuh secara langsung proses belajar yang menghadirkan motivasi dalam diri siswa bahwa kecerdasan siswa dapat berubah. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dapat melakukan perencanaan penganggaran terutama dalam renstra beserta renja yang  dapat menjamin terlaksananya kegiatan tersebut. Sehingga akhirnya dapat menghadirkan pelatihan yang mengarah dalam paradigma growth mindset.

Untuk manajemen sekolah

Manajemen sekolah terutama kepala sekolah dapat adaptif dengan berbagai perkembangan pendidikan terbaru, terutama terkait dengan pengembangan potensi kecerdasan anak. Sekolah harus menyediakan pelatihan secara teknis, serta ruang bagi guru untuk menerapkan berbagai macam pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran yang senafas dengan paradigma teori kecerdasan berubah.

Untuk guru

Guru harus terus mengembangkan berbagai macam pendekatan, strategi, model maupun ,metode yang dapat mengantarkan anak secara teknis ke level pembelajaran yang meningkat dan menyenangkan. Sehingga siswa mempunyai pola pikir yang dapat tumbuh dan berkembang.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp