Menurut Azwar, apa yang sudah dilakukan bupati sebelumnya tentu telah menghasilkan hal terbaik. Kendati demikian, masih ada masalah dan pekerjaan rumah harus diselesaikan.

Abdya butuh tangan dingin untuk maju dibanding masa lalu. Butuh pemimpin seperti nahkoda, bukan saja mampu mengemudikan kapal tapi tahu rahasia lautan di dalamnya.

“Bawa kapal siapa saja bisa, tetapi mengetahui apa yang ada di dalamnya itu yang kita perlukan. Saya mengajak bapak ibu, kita butuh pemimpin yang akan datang sebagai nahkoda dan panglima yang baik. Kami melihat sifat itu ada di tangan Safaruddin,” tuturnya.

Azwar menyebutkan, dengan sifat dan kecerdasan yang ada pada Safaruddin, dia yakin hal ini akan menjadi alat untuk membangun Abdya lebih baik di masa akan datang.

“Saya tidak kenal betul, hanya pernah bertemu sekali. Tapi saya melihat jejak digitalnya (Safaruddin) selama duduk di kursi DPRA, beliau benar-benar mewarnai pemerintah Aceh. Sehingga kita berharap warna ini sampai ke Abdya,” ungkapnya.

Selama menjadi Pj Bupati Abdya sekitar satu tahun lebih, Azwar mengaku, banyak hal yang belum bisa dilakukan dengan baik. Karena itu, dia menitipkan pembangunan dan kemajuan Abdya ke depan kepada Safaruddin dan Zaman Akli.

Sementara itu, mantan Pj Bupati Abdya yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Aceh (BPKA), Azhari, mengaku ia adalah orang paling bahagia saat mengetahui Safaruddin memutuskan untuk pulang kampung maju sebagai calon bupati di Pilkada 2024.

Bukan tanpa sebab, bagi Azhari, momen ini adalah kesempatan bagi masyarakat yang menantikan kemajuan di tanah Abdya.