“Saya terheran-heran ketika diberi info bahwa para musafir diperlakukan bak tamu hotel. Mereka diberi makan dan minum di sini. Semuanya gratis tanpa membayar. Untuk keamanan dan kebersihan masjid pun terjamin,” cerita video tersebut.
Setiap malam ada satu petugas yang bertugas untuk merapikan kasur dan hotel kapsul. Petugas keamanan juga disiapkan siang dan malam. Ditambah ada kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di sudut-sudut masjid.
Ternyata, pengelolaan masjid mengadopsi dari Masjid Jogokariyan Jogja. Konon, takmir Masjid Al-Falah pernah belajar manajemen di masjid tersebut.
“Kalau Masjid Jogokariyan memiliki prinsip habiskan kasnya untuk umat hingga nol rupiah. Maka Masjid Al-Falah lebih ekstrem lagi. Mereka membuat kasnya tidak hanya nol, tapi juga berani minus. Mereka terinspirasi dari masjid makkah dan madinah,” tutupnya.
Program Warung Makan Rakyat di Masjid Al Falah Sragen
Dengan program Warung Makan Rakyat yang selalu menyediakan makanan gratis untuk jamaah dan musafir yang berkunjung, serta program infak beras untuk pesantren penghafal Al Qur’an dan fakir miskin, jamaah yang hadir di sana dari mana pun tidak akan kelaparan.
Kas masjid harus cepat diputar dengan cara membiarkan umat berinfaq langsung, sehingga tidak ada jamaah yang kelaparan. Masjid ini dianggap sebagai masjid percontohan nasional setelah Masjid Jogokariyan, yang terkenal dengan prinsipnya yang berani membuat kas masjid minus.