Ketua Bidang Dakwah dan Pelatihan Dewan Dakwah Aceh Besar ini mengatakan, sudah banyak argumen yang menjelaskan tentang perkara ini, namun semua itu membuat pelaku maksiat merasa gerah, bahkan marah disertai berbagai argumen yang tidak masuk akal mereka membalasnya. Dengan dalih kebebasan, hak pribadi, jangan urusi urusan orang lain, jangan sok suci, dan lain sebagainya.

“Untuk itu, walaupun mereka tidak senang, kita harus tetap memberi peringatan, mengajak akal mereka berpikir, memberikan hujjah, dalil, dan nasihat,” ujarnya.

“Mungkin apa yang kita lakukan tidak mendatangkan hasil, paling kurang kita sudah menunaikan kewajiban untuk saling mengingatkan, yang akan kita jadikan alasan di hadapan Allah Swt kelak. Setidaknya kita sudah mengingkari dan tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan,” terang Ustadz Marfiandi.

Dalam hal ini Allah Swt berfirman, “Dan ingatlah ketika suatu kaum diantara mereka berkata: mengapa kamu harus menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka dengan azab yang keras? Mereka menjawab: agar kami mempunyai alasan kepada Tuhanmu dan supaya mereka bertakwa. (QS Al a’raf: 164)

Demikian pula Rasulullah saw bersabda dalam hadits riwayat Aisyah: akan ada sepasukan tentara yang menyerang Ka’bah. Ketika mereka berada di Padang terbuka, mereka di tenggelamkan dari awal sampai akhir. Aisyah bertanya: wahai Rasulullah bagaimana di tenggelamkan dari awal sampai akhir sedangkan diantara mereka ada yang sibuk di pasar dan ada yang bukan kelompok mereka? Rasulullah menjawab, ditenggelamkan dari awal sampai akhir mereka, kemudian mereka dibangkitkan berdasarkan niat mereka masing-masing. (HR Bukhari)