BLANGPIDIE – Ketua Forum Keuchik Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Venny Kurnia buka suara soal polemik yang muncul ke publik terkait keberangkatan 152 Keuchik ikut studi banding ke Yogyakarta pada 15 Juli 2023 mendatang.
Venny menyebutkan, studi banding yang dilakukan 152 keuchik tersebut dinilai sudah sesuai prosedur dan hal bukan hal pertama yang dilakukan oleh 23 kab/kota di Aceh.
“Abdya bukanlah daerah yang pertama melakukan studi banding, tapi sudah banyak dilakukan kepala desa (Keuchik) di kabupaten/kota lain dari dulu,” kata Venny, Rabu (12/7/2023).
Venny mengatakan, beragam isu terkait studi banding keuchik se Abdya ke Jogja saat ini menjadi topik yang hangat dibincangkan.
“Studi banding ya keluar daerah, yang salah kalau studi bandingnya di dalam daerah, yang namanya studi banding pastinya kita harus keluar daerah tidak bisa digelar di kabupaten setempat,” tambahnya.
“Perlu juga diketahui, kabupaten lain ada yang sudah selesai melakukannya, contohnya Aceh Selatan dan mereka tidak senyinyir kita,” sambung dia.
Apalagi kata Venny menyangkut isu sepihak yang menyeret nama Pj Bupati dalam wacana kegiatan ini. Wacana studi banding ini merupakan inisiatif Forum Keuchik.
“Tidak dak ada hubungannya dengan Pj Bupati Abdya, ini inisiatif kami” tegas Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Abdya ini.
Dalam agenda tersebut, lanjut Venny, para Keuchik menggunakan anggaran yang bersumber dari dana desa, “bukan APBK.
“Nah…Intinya, ini keputusan kami bersama para Keuchik. Jadi saya merasa tidak etis jika ada pihak yang mengkambing hitamkan Pj Bupati Abdya terkait keberangkatan ini,” pungkasnya.(*)