Dukungan juga disampaikan anggota Komisi II lainnya, seperti Deddy Yevri Hanteru Sitorus (PDIP), H. Mohammad Toha (PKB), Heri Gunawan (Gerindra), Ahmad Heryawan (PKS), dan Aria Bima (PDIP). Mereka mendorong evaluasi menyeluruh terhadap implementasi Otsus dan menyatakan kesiapan membentuk Panja khusus untuk Aceh.
“Dana Otsus bukan sekadar diperpanjang, tapi harus dipermanenkan. Ini bentuk penghargaan terhadap sejarah, kontribusi, dan pengorbanan Aceh bagi keutuhan NKRI,” tegas Aria Bima.
Menanggapi dukungan tersebut, Wagub Fadhlullah menyatakan kesiapan Pemerintah Aceh untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan bersama DPR RI dan kementerian teknis di Jakarta.
“Kami ingin suara Aceh tidak hanya didengar, tapi juga diperjuangkan di tingkat nasional. Terima kasih atas komitmen tulus seluruh anggota DPR RI,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, para kepala daerah juga menyampaikan berbagai aspirasi, mulai dari minimnya keterwakilan putra-putri Aceh di lembaga pendidikan kedinasan seperti Akpol dan IPDN, hingga persoalan legalitas desa-desa di kawasan hutan Gayo Lues yang belum diakui secara administratif.
Wagub Fadhlullah juga menyinggung isu mahalnya harga tiket penerbangan dari dan ke Aceh, terutama pada momen-momen tertentu yang mencapai angka fantastis.
“Harga tiket dari Jakarta ke Aceh bisa tembus Rp12 juta saat hari besar. Padahal, rakyat Aceh punya jasa besar dalam sejarah penerbangan nasional, termasuk dalam pembelian pesawat pertama Garuda Indonesia melalui penggalangan emas oleh rakyat,” pungkasnya. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan