2. Tidur Setelah Masuk Ashar
Setelah masuk waktu Ashar, tidur juga dilarang dalam Islam. Tidur pada waktu ini dapat mengurangi daya aktif akal manusia. Sebagaimana yang terdapat dalam hadis, disebutkan bahwa tidur setelah waktu Ashar dan kehilangan kesadaran merupakan suatu perbuatan yang dapat menyebabkan kerugian.
“Barang siapa tidur setelah waktu ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri,” (HR Ad-Dailami).
Oleh karena itu, dihindari untuk tidur setelah waktu Ashar agar tetap menjaga kesadaran dan kewaspadaan.
Meski para ulama menghukumi hadits di atas sebagai hadits dhaif namun hadits di atas masih relevan dalam konteks fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan).
3. Tidur Sebelum Shalat Isya
Tidur sebelum melaksanakan Shalat Isya juga termasuk dalam larangan dalam ajaran Islam. Sebab tidur sebelum melaksanakan shalat isya hukumnya makruh, dikarenakan khawatir akan habisnya waktu isya karena tidur terlalu lelap, seperti halnya kebiasaan kebanyakan orang yang tidur di malam hari namun belum melaksanakan shalat isya.
Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kewaspadaan dan ketaatan dalam menjalankan ibadah, serta menjaga kualitas spiritual sebelum tidur.
Dalam salah satu hadits shahih dijelaskan:
“Sesungguhnya Rasululullah tidak senang tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang setelah shalat Isya,” (HR al-Bukhari).
Alasan demikian seperti yang dijelaskan dalam kitab ‘Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari.
“Adapun sebab makruhnya tidur sebelum isya’ karena akan berpotensi hilangnya waktu isya’ dengan menghabiskan waktu untuk tidur dan juga supaya orang-orang tidak menganggap enteng hal demikian, hingga mereka tidur dan meninggalkan shalat isya’ secara berjamaah. Adapun makruhnya berbincang-bincang setelah isya’ karena akan mendorong untuk begadang dan dikhawatirkan akan tertidur hingga meninggalkan qiyamul lail, berdzikir saat malam dan meninggalkan shalat subuh (Badruddin al-‘Aini, ‘Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari, juz 5, halaman 66).