Selain masalah kemiskinan dan pengangguran, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa prevalensi balita stunting di Kabupaten Aceh Selatan mencapai 34,8 persen. Berdasarkan data pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat periode Mei 2023, terdapat dua kecamatan dengan angka prevalensi stunting tertinggi, yaitu Kecamatan Kluet Utara sebesar 41,6 persen dan Kecamatan Samadua sebesar 32,2 persen.
“Angka stunting ini berkorelasi dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengurangi angka-angka tersebut, diperlukan peningkatan pendapatan masyarakat yang salah satunya dapat dicapai dengan masuknya investasi di Aceh Selatan,” jelas Suhaimi yang juga mahasiswa pasca sarjana di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
YARA berharap pemerintah pusat, terutama Kementerian Perindustrian, segera memberikan izin usaha untuk pembangunan pabrik semen ini. Dengan adanya investasi besar tersebut, diharapkan dapat membantu masyarakat Aceh Selatan dalam mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan stunting yang masih tinggi.(*)