Amil zakat bukan sekadar “penyalur bantuan”, tetapi manajer dana sosial umat yang harus piawai menyusun program. Mereka wajib memiliki kompetensi dalam perencanaan, manajemen keuangan, pendampingan masyarakat, hingga monitoring dampak program.
Program zakat tidak boleh berhenti pada pola konsumtif (santunan sembako, uang tunai), tetapi harus dirancang berlapis, mulai program jangka pendek pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, sandang, kesehatan), jangka menengah pelatihan keterampilan, modal usaha, dan pendampingan, serta jangka panjang membentuk ekosistem ekonomi umat yang mandiri, misalnya koperasi syariah, UMKM berbasis komunitas, dan penguatan sektor pertanian atau perikanan.Dengan amil yang amanah dan profesional, zakat akan menjadi energi sosial yang luar biasa besar.
Bayangkan, jika setiap mustahik yang menerima zakat hari ini, dalam lima tahun ke depan bisa berubah menjadi muzaki karena berhasil diberdayakan. Maka, jumlah orang miskin berkurang, basis ekonomi umat semakin kuat, dan distribusi zakat semakin meluas.
Inilah tujuan zakat yang sejati, bukan sekadar mengurangi penderitaan sesaat, melainkan menciptakan siklus keberkahan. Muzaki membantu mustahik, mustahik bangkit menjadi muzaki, dan lingkaran kebaikan terus berputar.
Kondisi ideal inilah yang harus dikejar. Seperti pada masa Umar bin Abdul Aziz, ketika penerima zakat sulit ditemukan, bukan karena zakat dihentikan, tetapi karena masyarakat telah sejahtera.
Sekali lagi, motif berzakat sejatinya mencakup tiga dimensi, ketaatan kepada Allah, penyucian harta, dan tanggung jawab sosial. Zakat adalah pilar ekonomi Islam yang, jika dikelola dengan baik, mampu menghapus kemiskinan, memperkuat solidaritas, dan memberdayakan umat.
Baitul mal sebagai lembaga pengelola zakat memiliki tanggung jawab besar. Tidak hanya berperan sebagai penyalur santunan, tetapi merancang strategi pemberdayaan jangka panjang agar masyarakat miskin bangkit menjadi mandiri. Dengan demikian, cita-cita “menghilangkan mustahik dan mencetak muzaki” bukan sekadar utopia, melainkan target realistis yang bisa diwujudkan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan