ACEHGLOBALNEWS.COM — Di pesisir barat Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya, tersimpan sebuah destinasi yang bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga perjalanan spiritual dan sejarah.
Namanya Makam Po Teumeureuhom — tempat peristirahatan terakhir ulama besar sekaligus raja bijak Kerajaan Lamno, Sulthan Salatin Alaiddin Ria’yat Syah.
Makam ini terletak di Gampong Gle Jong, Kecamatan Jaya, di puncak Bukit Gle Jong yang harus ditempuh dengan menaiki 99 anak tangga.
Meski terdengar melelahkan, perjalanan menuju puncak Bukit Gle Jong justru memberi pengalaman tersendiri.
Pasalnya, pepohonan yang rimbun dan udara bukit yang sejuk menemani setiap langkah, sementara di puncak, hamparan laut biru membentang indah — menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan.
Po Teumeureuhom dikenal sebagai sosok pemimpin bijak, dihormati sebagai ulama sekaligus raja Kerajaan Lamno yang memimpin sejak tahun 1489 Masehi. Beliau berperan besar dalam penyebaran syariat Islam dan adat Aceh, sebagaimana tertuang dalam pepatah populer: “Adat bak Po Teumeureuhom, hukom bak Syiah Kuala.”
Tak heran jika makamnya selalu ramai dikunjungi, baik oleh peziarah maupun wisatawan yang ingin mengenang kebijaksanaannya. Banyak yang percaya, air di sekitar makam memiliki keberkahan tersendiri. Para peziarah kerap mencuci muka dengan air itu, berharap mendapat ketenangan dan kebaikan.
Kisah keajaiban makam ini semakin menguat setelah tsunami dahsyat melanda Aceh pada 2004 silam. Meski lokasinya tak jauh dari laut, makam Po Teumeureuhom tetap berdiri kokoh, tak tersentuh gelombang besar yang meluluhlantakkan sekitarnya. Bagi masyarakat Aceh, peristiwa ini menjadi simbol kemuliaan dan keberkahan sang ulama besar.
Selain nilai spiritual dan sejarahnya, kawasan makam juga menawarkan keindahan alam yang menyejukkan. Suara kicauan burung berpadu dengan semilir angin dari laut, menciptakan suasana tenang yang membuat siapa pun betah berlama-lama. Area yang cukup luas dan terawat juga membuat pengunjung dapat berziarah dengan nyaman tanpa terganggu keramaian.
Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat terus menjaga kelestarian situs ini. Akses menuju makam kini semakin baik, dengan fasilitas seperti area parkir dan jalan yang memudahkan pengunjung mencapai lokasi.
Upaya ini menjadikan Makam Po Teumeureuhom tidak hanya sebagai situs religi, tetapi juga sebagai destinasi wisata sejarah yang menghidupkan kembali kebanggaan akan warisan Aceh.
Kini, Makam Po Teumeureuhom menjadi simbol kebijaksanaan dan spiritualitas Aceh Jaya. Setiap anak tangga yang dilalui menuju puncak seolah menjadi pengingat bahwa sejarah, adat, dan iman telah lama berpadu di tanah Aceh — meninggalkan jejak abadi dari seorang raja yang dihormati sebagai ulama besar sepanjang masa.***
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan