Blangpidie, Acehglobal — Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Barat Daya (Abdya), Muazam, menyoroti rendahnya harga pembelian Tandan Buah Segar (TBS) sawit oleh sejumlah pabrik di tengah lonjakan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar nasional.
“Harga CPO sekarang menembus Rp14.666 per kilogram di lelang KPBN untuk Franco Belawan dan Dumai. Seharusnya, harga pembelian TBS petani sudah berada di atas Rp3.000/kg,” kata Muazam kepada wartawan di Blangpidie, Rabu (23/7/2025).
Menurutnya, hingga saat ini harga TBS yang dibeli oleh PT Samira dan beberapa pabrik sawit lainnya di Abdya masih berada di angka Rp2.660 per kilogram. Padahal, Berat Jenjang Rendah (BJR) TBS petani sudah mencapai di atas 6 kilogram, angka yang seharusnya berpengaruh pada nilai jual lebih tinggi.
“Ini tidak proporsional dan sangat merugikan petani,” ujar Muazam yang saat itu didampingi Sekretaris Jenderal Apkasindo Abdya, Hamdi.
Ia juga menyinggung bahwa dua pabrik yang beroperasi di Abdya tidak memiliki kebun inti, yang berarti seluruh bahan baku sawit berasal langsung dari kebun petani. Karena itu, menurutnya, semestinya pihak pabrik lebih menghargai kontribusi petani dalam rantai pasok produksi.
“Dengan kondisi seperti itu, harusnya pihak pabrik lebih menghargai jerih payah petani. Mereka bukan sekadar supplier, tapi mitra utama dalam rantai produksi,” tegasnya.
Muazam menilai persoalan harga ini mencerminkan lemahnya posisi tawar petani dan kurangnya transparansi dalam mekanisme penetapan harga. Ia mendesak agar pemerintah provinsi bersama pihak perusahaan membuka ruang dialog terbuka dengan petani.
“Petani sawit kita bukan penonton. Mereka aktor utama yang perlu dihargai secara adil dan setara,” pungkasnya.
Apkasindo Abdya menegaskan akan terus mengawal dan mengadvokasi kebijakan harga TBS agar lebih berpihak kepada petani lokal. Upaya ini dilakukan agar para petani memiliki kepastian usaha dan tidak terus-menerus dirugikan oleh fluktuasi pasar yang tidak berpihak. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp