Apalagi, suaminya sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dan dari hasil pendapatan kerja suaminya itu pun belum mampu membiayai biaya operasi bocor jantung anaknya ke Jakarta.
“Pengalaman banyak orang yang sudah-sudah berobat ke Jakarta, sampai 4 bulan disana. Jadi kami tidak punya biaya, sementara anak kami ini dalam waktu dekat menunggu jadwal menjalani operasi di RS Harapan Kita di Jakarta,” ungkap Syukri dengan raut wajah sedih.
Karena itu, demi kesembuhan si buah hati, Syukri sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah khususnya para dermawan yang terketuk pintu hatinya berniat meringankan beban keluarganya tersebut.
“Harapan, kami sangat butuh bantuan untuk biaya operasi Nuri ke Jakarta. Jika ada dermawan yang memberikan bantuan, kami ucapan terimakasih banyak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka,” ucapnya.
Syukri juga mengaku sudah melayangkan permohonan bantuan ke Baitul Mal Abdya dengan harapan mendapatkan bantuan untuk meringankan biaya berobat anaknya tersebut.
“Sudah ke Baitul Mal, Alhamdulillah dilayani sangat baik oleh petugasnya. Dan saya sudah ajukan berkas untuk dimasukkan ke dalam calon penerima bantuan biaya pendampingan pasien yang berobat ke rumah sakit luar daerah,” tuturnya.
Akan tetapi, sambung Syukri, bantuan pendampingan pasien dari Baitul Mal Abdya tersebut jumlahnya Rp 2 juta juga belum cukup untuk menalangi semua kebutuhan ketika nantinya berangkat ke Jakarta dan keperluan lainnya untuk kesembuhan anak mereka disana.
Nasrudin dan Syukri Hidayanti adalah sepasang keluarga miskin di Desa Muka Blang, Kecamatan Kuala Batee, Abdya, hidup dengan kondisi serba kekurangan.