“Kita mulai dari sini, paling ujung perbatasan Abdya. Arah matahari terbit. Kita bukan minta proyek, tapi minta pak Bupati menjadi imam shalat berjamaah,” jelas Tgk Farmadi.
Pesantren yang dipimpin oleh Tgk Farmadi ini memiliki konsep berbeda dengan pesantren pada umumnya. Ia mengungkapkan bahwa pesantren ini tidak menerima santri muda, melainkan lebih fokus pada generasi senior yang ingin mendalami agama, mencari ketenangan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
“Tapi juga bukan panti jompo,” tegasnya.
Setelah shalat subuh, jamaah menikmati sarapan bersama dan ngopi di halaman pesantren. Para jamaah menikmati pemandangan indah replika Ka’bah, gemericik aliran sungai Krueng Baru, dan udara segar dari bentang alam bukit barisan, termasuk Gunung Leuser.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Dandim 0110 Abdya Letkol Inf Beni Maradona, mantan Pj Bupati Abdya Burhanuddin Sampe, Ketua Dewan Pembina Solidaritas Warga Aceh Barat Daya (Abdya) Zainuddin Daud, serta sejumlah keuchik dan tokoh masyarakat setempat. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News
Tinggalkan Balasan