Kendati demikian, dirinya merasa sedih dengan pernyataan sahabatnya tersebut, sebab ia mengaku tim petugas pemadam yang bertugas berusaha memadamkan api sudah maksimal pada saat itu.

“Tugas kita selaku petugas BPBK sudah kita jalani, malah semua unit dari pos Manggeng hingga Babahrot saya kerahkan, karena kejadiannya di daerah pusat kota, takut nanti jangan sampai apinya berkembang,” ungkap Armayadi.

Menurutnya lagi, mengurus bencana atau musibah bukanlah perkara mudah, dan orang yang terdampak juga cenderung akan cepat emosi dan marah. Namun, katanya, petugas pemadam sudah siap dengan segala resiko tersebut.

Armayadi juga mengingatkan pentingnya memiliki nomor kontak Damkar di BPBK Abdya, agar masyarakat bisa menghubungi petugas dengan cepat saat terjadi peristiwa kebakaran.

Armayadi menyatakan selama ini pihaknya terlambat menuju lokasi kebakaran karena tidak ada sumber informasi atau alarm yang menyampaikan bahwa ada kejadian kebakaran di wilayah Abdya.

“Oleh karena itu, saya sering mensosialisasikan nomor hp Damkar di FB saya dan melalui FB saya juga memberikan informasi penting tentang BPBK sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat,” terangnya.

Armayadi menegaskan bahwa setiap unit armada damkar selalu ready dan petugas selalu memeriksa stok air dan cek mesin setiap pagi.

“Harapan saya kita fokus ke perbaikannya. Kekurangan kita itu yang kita perbaiki. Bukan mencari siapa yang salah. Jika sistemnya salah kita perbaiki, namun kalau memang orangnya yang salah diganti juga tidak masalah,” pungkasnya. (*)