BANDA ACEH – Hampir setahun Pj Gubernur Achmad Marzuki memimpin Aceh, jangankan bicara kemajuan justru kondisi Aceh semakin amburadur dan memilukan. Jika hal ini terus dibiarkan, selain membuat tingkat kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah akan semakin tinggi, juga marwah pemerintah pusat akan tergadaikan.

“Di bawah kepemimpinan Achmad Marzuki sebagai Pj Gubernur yang ditunjuk oleh pemerintah pusat, kondisi Aceh semakin memprihatinkan bahkan terkesan seperti tanpa adanya seorang kepala daerah. Demi marwah pemerintah pusat di mata rakyat, kita meminta agar Pj Gubernur Achmad Marzuki segera diganti,” ungkap koordinator Kaukus Peduli Aceh (KPA) Muhammad Hasbar Kuba, dalam rilisnya kepada Acehglobalnews, Jum’at (7/4/2023).

Hasbar mengatakan, Mendagri sebenarnya sudah melakukan evaluasi 6 (enam) bulan Achmad Marzuki menjabat, bahkan 4 dari 6 indikator yang menjadi poin yang dinilai juga dalam kondisi memprihatinkan dan berada dalam zona merah, diantaranya inflasi, tingkat kemiskinan, stunting, dan pengangguran.

Dia memaparkan angka kemiskinan Aceh 14,75 % pada september 2022 dan tertinggi di Sumatera. Jika kita lihat Tingkat kemiskinan ekstrem di Aceh mencapai 162.805 jiwa atau 4,5 persen sementara rata-rata nasional hanya 1,7%.

“Belum lagi bicara stunting, jika rata-rata nasional 21,6 persen dengan P3DN 40 persen. Aceh malah berada pada angka 31,2 persen dan realisasi P3DN Pemda berada pada angka 65,76 persen,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Hasbar, jika bicara pengangguran rata-rata nasional 5,86 persen, Aceh berada pada angka 6,17 persen. Sementara, tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh 3,50 persen, di bawah rata-rata Sumatera yang berada di angka 5,7 persen.

Disamping itu, jika dilihat dari segi penegakan Syariat Islam merupakan kekhususan Aceh, juga ditemukan beberapa catatan memilukan juga terjadi di Aceh.

“Lonjakan tertinggi kasus HIV/AIDS di Aceh terjadi pada 2022 yakni 277 kasus. Dengan rincian penderita HIV 210 kasus dan AIDS sebanyak 67 orang. Bahkan 56 persen disebabkan oleh homo seksual. Belum lagi persoalan HIV itu terus meningkat di tahun 2023 yang disebabkan oleh kurang pedulinya pemerintah Aceh terhadap penegakan syariat islam, terkesan terjadinya pembiaran terhadap praktek pergaulan bebas, narkoba hingga homo seksual hingga kemungkinan lonjakan HIV/AIDS semakin mengkhawatirkan,” ulasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp