“Integrasi konsep ulil amri dan khadimul ummah inilah yang menjadi kunci kesuksesan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Hukum akan tegak, keadilan akan tercipta, dan kesejahteraan masyarakat akan terwujud,” jelas Iin Supardi.

“Jika para pemimpin negeri ini mau menyadari dan berusaha untuk mengamalkan pola kepemimpinan yang berjalan di atas kedua pilar tersebut, maka saya berkeyakinan bahwa kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan berjalan dengan selaras dan harmonis, sehinga berbagai macam problematika masyarakat yang ada dapat diselesaikan dengan baik,” tambahnya.

Selain itu, kata Mudir Ma’had Ibnu Sina Ger Abdya itu, merujuk dari Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Muslim dan Ad-Darim, yang artinya:

”Sebaik-baik pemimpin kamu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun cinta kepada kamu, kamu menghormati mereka dan mereka pun menghormati kamu. Sejelek-jelek pemimpin kamu adalah yang kamu benci dan mereka pun benci kepada kamu, kamu melaknat mereka, mereka pun melaknat kamu.”

Iin Supardi mengingatkan masyarakat agar memilih pemimpin yang sesuai dengan prinsip Islam, yaitu pemimpin yang menjadi teladan, gemar berbuat kebaikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta mendorong masyarakat untuk beribadah dan menjauhi kesyirikan.

Iin Supardi juga menegaskan bahwa segala bentuk intimidasi, ancam-mengancam, fitnah (menyebar hoax), saling menghina, teror sesama kontestan maupun masyarakat, manipulasi suara, politik uang (money politik), kekerasan hingga pertumpahan darah dalam proses Pilkada adalah haram hukumnya.