Selanjutnya adalah Tgk. Abdulah Syafi’i merupakan panglima GAM yang syahid dalam sebuah pertempuran bersama istrinya pada tanggal 22 Januari 2002 di Cubo, Pidie Jaya.
Almarhum lahir di Gampoeng Seuneuboek Rawa, Peusangan, Bireuen, pada 12 Oktober 1947. “Tgk. Lah (sapaan Abdullah Syafi’i) telah mengabdikan seluruh hidupnya, baik jiwa, harta dan keluarga demi perjuangan melawan ketidak adilan yang berlaku di bumi Aceh,” lanjut Malik Mahmud.
Almarhum Abdullah Syafi’i,bergabung dalam perjuangan GAM pada usia 29 tahun, tepatnya sehari sebelum deklarasi kemerdakaan Aceh di gunong Halimon Pidie.
Ia kemudian diangkat resmi sebagai Panglima GAM Komando Pusat Tiro pada 1 Januari 1993. Abdullah Syafi’i kemudian meninggal dalam sebuah pertempuran, bersama istrinya. Saat itu beliau masih menjabat sebagai Panglima GAM.
“Syahidnya Tgk. Lah pada masa itu telah membawa duka mendalam bagi segenap bangsa Aceh,” kata Wali Nanggroe.
Ia mengatakan, jika almarhum Abdullah telah meninggalkan semangat bangsa Aceh untuk meneruskan perjuangannya.
Wali Nanggroe mengajak semua masyarakat Aceh untuk mendoakan kedua pahlawan Aceh tersebut.
“Semoga Tgk. ILyas Leube, Tgk. Abdullah Syafi’i dan ribuan syuhada perjuangan Aceh lainnya mendapatkan balasan syurga dari Allah Subhana Wataala,” ujar Wali.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten III Setda Aceh, Iskandar AP, Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Ketua KPA Pusat Muzakir Manaf, Kepala Sekretariat Khatibul Wali, dan para anggota Majelis Tinggi Wali Nanggroe.(*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp