” Kami akan kawal terus isu ini sampai bisa benar – benar terwujud, setidaknya di Aceh Timur sebagai percontohan, ini maksudnya bukan bantuan pembiayaan ecek – ecek bagi yatim -piatu, tapi pembiayaan yang memang menanggung semua kebutuhan hidup mereka sampai sedetail- detailnya, sehingga mereka tak lagi merasa kekurangan sedikitpun, jadi ini bentuk jaminan khusus, bukan yang ecek – ecek seperti yang ada selama ini, cuma alakadar saja, bahkan mungkin banyak yang terabaikan dan diduga dimangsa pejabat,” tegasnya.

“Bila nantinya siapa pun para pemimpin di Aceh mengabaikan semua ini, mengabaikan jerit hati dan nasib ribuan yatim piatu yang bermandikan air mata itu, bahkan tiada tempat bagi mereka mengadukan nasibnya di dunia ini, maka merekalah yang layak dan pantas disebut sebagai para pemimpin zalim di muka bumi ini,” pungkas Alumni Universitas Ekasakti ini. (*)

Editor : Salman