GLOBAL BANDA ACEH – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah mewakili Gubernur Aceh membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Tahun 2021 bertempat di Anjong Mon Mata, pada Senin (15/11/2021).
Rakerda Dekranasda tersebut juga digelar secara virtual dengan jumlah peserta tidak terbatas bergabung melalui aplikasi Zoom.
Acara diawali dengan peluncuran produk kerajinan unggulan khas daerah se-Aceh. Kemudian, dilanjutkan dengan penampilan peragaan kriya busana khas daerah oleh para perancang lokal di Aceh.
Sekda Aceh, Taqwallah dalam sambutannya, mengatakan eksistensi produk kriya tidak terlepas dari fungsi Dekranasda Aceh yang terus berperan aktif dalam memperjuangkan kerajinan daerah.
“Sebagaimana visi Dekranasda, yaitu memakmurkan pengrajin. Tentu bermakna luas karena di dalamnya terkandung semangat mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendapatan keluarga, serta peningkatan ekonomi daerah. Semua upaya ini tentu patut kita dukung bersama secara sinergis,” ungkap Taqwallah.
Ia menjelaskan, selain menawarkan estetika, seni kriya juga tetap memiliki fungsi sebagai benda terapan, bahkan industri kriya, atau industri kerajinan merupakan sub sektor ekonomi kreatif, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Produk kerajinan Aceh, kata Taqwa, juga memiliki potensi besar dalam perkembangan ekonomi daerah, karena produk kerajinan Aceh memiliki ragam nilai kebudayaan yang khas dari berbagai kabupaten dan kota dan itu sebagai ‘value added’ atau bernilai ekonomi tinggi.
“Maka itu, Pemerintah Aceh akan terus mendukung dan memperkuat semangat Dekranasda dalam memajukan kerajinan rakyat di daerah kita,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengatakan, di tengah gempuran pandemi yang telah berdampak pada perekonomian, Dekranasda hadir untuk terus berjuang untuk meningkatkan kembali pasar dan produksi kerajinan rakyat Aceh dengan terus menyesuaikan diri dengan kondisi terkini.
“Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi. Setidaknya pandemi ini memberikan pengalaman kepada kita betapa pentingnya memperkuat sistem pasar dengan memanfaatkan teknologi informasi,” ujar Dyah.
Dyah menuturkan, sebagai penggerak Dekranasda terus bergerak dan hadir sebagai pelita yang terus mengupayakan pengembangan untuk memakmurkan pengrajin. Dengan terus memanfaatkan peluang kerjasama dengan platform sistem perdagangan online agar promosi dan market semakin meluas, sehingga perajin Aceh dapat tampil sebagai Netpreneur, yaitu entrepreneur yang memiliki kompetensi di bidang digital marketing.
Oleh karena itu, Dyah mengungkapkan pada Rakerda tahun 2021, dengan pemilihan tema: “Perajin Bangkit, Perajin Kreatif dan Aceh Maju”. Bermakna sikap optimisme usaha kerajinan Aceh untuk terus berjuang, bangkit dari tekanan pandemi melalui berbagai inovasi yang lebih inovatif.
“Langkah inovasi ini yang akan kita gali lebih dalam, termasuk dengan mempercepat pemanfaatan teknologi informasi sebagaimana yang kami sampaikan tadi. Dengan demikian, hasil kerajinan Aceh tetap dapat eksis dengan menyesuaikan diri pada kondisi yang ada,” kata Dyah.
Turut hadir dalam Rakerda tersebut, Ketua Dekranasda Aceh, Ketua Harian Dekranasda Aceh, Direktur PT. Pegadaian Syariah, Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, dan para Ketua Dekranasda Kabupaten dan Kota se-Aceh. (*)