“Di situ ada penipuan untuk logam mulia. Ini yang membuat harga emas dunia sempat terkoreksi,” jelasnya.
Meski demikian, arah harga emas secara keseluruhan masih menunjukkan tren naik.
Ibrahim memproyeksikan bahwa dalam waktu dekat, harga emas akan kembali menguat, terutama karena libur pemerintahan federal AS yang memasuki hari ke-18.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan menjadi bahan bakar tambahan bagi kenaikan harga emas.
Selain itu, perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Mulai 1 November 2025, pemerintah AS akan memberlakukan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk-produk dari China.
“Ini cukup menarik untuk pasar, sehingga harga emas dunia terus melonjak tinggi,” kata Ibrahim.
Dukungan penguatan harga emas juga datang dari tingginya permintaan emas oleh bank sentral global. Mayoritas bank sentral terus menambah cadangan devisa berbasis logam mulia sebagai langkah antisipasi ketidakpastian global.
Sebagai catatan, harga emas dunia telah mengalami kenaikan lebih dari 60 persen sepanjang tahun 2025. Kinerja tersebut menjadikan emas sebagai salah satu instrumen investasi yang paling bersinar di tengah gejolak geopolitik dan krisis ekonomi global.(*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan