“Keputusan DPR Aceh kali ini seperti mau mempermalukan orang Aceh, sampai-sampai tidak ada nama yang lain untuk diajukan. Aceh banyak orang pintar dan layak jadi Pj Gubernur, contohnya Prof. Dr. Marwan Rektor Unsyiah, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MAg Rektor UIN, dan juga Dr. Indra Iskandar Sekjend DPR RI,” sebut Polem.
Maka itu, ia menyarankan kepada anggota DPR Aceh sebaiknya tidak memperlihatkan situasi Aceh yang seolah-olah miskin akan SDM kepada Pemerintah Pusat.
“Aceh tidak miskin SDM, masih banyak yang mampu dan bisa, coba dilihat lagi dan pertimbangkanlah setiap aspirasi, soal Pj Gubernur harus dipikirkan matang-matang jangan sampai kecolongan untuk kedua kalinya,” ujarnya.
“Bapak DPR Aceh, coba ingat juga, ada putra Aceh yang sudah pernah terbukti berhasil jadi Pj di negeri orang seperti pak Dr. Safrizal ZA mantan Pj. Gubernur Kalimantan Selatan. Ayolah kita serius jangan se-enaknya, kenapa ada orang yang sudah terbukti dan punya pengalaman seperti itu pun tidak masuk dalam calon yang diajukan oleh DPR Aceh, aneh jadinya,” guyon Ketua DPP FKPPA.
Menurut Polem Muda, DPR Aceh harus ingat paska berkurangnya alokasi dana Otsus Aceh, alokasi DAU Nasional dari 2 persen menjadi 1 persen. Karena itu, kata dia, Aceh membutuhkan sosok Pj yang memiliki kapasitas dan jaringan yang baik diesel nasional untuk mencari sumber-sumber pembiayaan lain guna untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi Aceh yang buruk agar lebih baik.
“Kita butuh pimpinan yang kreatif dan inovatif, berjiwa nasionalis yang tinggi juga bagus dalam memahami sosial budaya masyarakat Aceh, itu sangat dibutuhkan,” tuturnya.(*)