Sulaiman juga mengingatkan bahwa lubang-lubang tersebut tidak boleh terus dibiarkan. Semakin lama dibiarkan, lubang akan makin dalam dan makin membahayakan pengguna jalan.

“Jangan sampai menunggu ada korban baru diperbaiki. Ini harus segera ditangani,” kata Sulaiman.

Menurutnya, jalan tersebut merupaka penghubung penting antarwilayah di kawasan Barat Selatan Aceh dan seharusnya menjadi prioritas dalam pemeliharaan infrastruktur.

“Ini jalan utama. Jangan dianggap sepele,” ucap Sulaiman SL.

Ia juga menjelaskan bahwa BPJN Aceh adalah lembaga di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Lembaga ini memiliki tugas dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan nasional di seluruh Provinsi Aceh.

“BPJN Aceh bertanggung jawab terhadap kelayakan dan keamanan jalan nasional. Kalau sudah rusak selama delapan bulan dan tidak ditangani, ini tentu sangat disayangkan,” katanya.

Karena itu, ia mendesak BPJN Aceh agar segera turun tangan dan memperbaiki kerusakan di titik-titik yang disebutkan. Ia berharap perbaikan dilakukan secara maksimal agar jalan kembali aman dilalui.

“Penanganan tidak boleh ditunda. Semakin lama dibiarkan, risikonya makin besar,” ujar Sulaiman.

Ia juga berharap agar pemerintah pusat melalui kementerian terkait ikut mendorong BPJN Aceh untuk segera bertindak. Keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang melintas, katanya, harus menjadi prioritas utama. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp