Ia menambahkan, pasar modal yang sehat tidak hanya ditentukan oleh pengawasan, tetapi juga oleh perilaku investor yang cerdas dan rasional.

Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya praktik saham gorengan di pasar modal. Dalam acara temu media di Bogor, Jawa Barat, ia bahkan secara blak-blakan mengaku mengenal sebagian pelaku di balik praktik manipulatif tersebut.

“Kalau selama setahun bersih-bersih saja, sementara saya bisa lihat saham yang digoreng. Saya juga mengamati pasar saham, ada juga yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut bukan main, yang bukan market maker, tapi yang ikut,” ujar Purbaya.

Ia berharap BEI dan OJK dapat membersihkan pasar modal dari para spekulan yang merusak kepercayaan publik dalam waktu satu tahun ke depan.

Purbaya menilai praktik saham gorengan berpotensi mengikis kepercayaan generasi muda terhadap pasar modal. Padahal, sekitar 50 persen investor saat ini berasal dari kalangan muda, terutama Gen Z.

Ia juga menekankan, jika pasar modal tidak segera dibersihkan, minat generasi muda bisa hilang, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kalau itu enggak dibersihin sayang. Minat Gen Z atau kalangan muda yang berinvestasi di pasar modal sekarang bisa hilang karena 50 persen anak-anak muda kan. Kalau itu hilang ya sudah pasar modal kita enggak bisa berkembang lagi. Tapi dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham katena mereka akan berpikir bahwa di sana fair game”, ujarnya.

Insentif Fiskal untuk Pasar yang Bersih

Sebagai bentuk dukungan, Menkeu juga membuka peluang pemberian insentif fiskal bagi pelaku pasar modal jika integritas dapat dijaga dengan baik. Salah satunya, pemerintah tengah mempertimbangkan pengurangan beban pajak bagi lembaga dan pelaku pasar yang berkomitmen menjaga transparansi dan disiplin perdagangan.

“Nanti kita lihat seperti apa, tapi saya bisa dukung kalau mereka bekerja lebih keras lagi menjaga integritas pasar modal,” kata Purbaya.

Sumber: Liputan6

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp