“Saya menyampaikan bahwa dalam program Safaruddin-Zaman Akli, akan menghidupkan perputaran ekonomi masyarakat dengan cara setiap kontraktor yang menangani paket proyek APBK tidak boleh belanja di Medan, akan tetapi belanjanya di kota Blangpidie atau di pusat ibu kota kecamatan di Abdya,” tegas dia.

Kebijakan tersebut, dinilai Safaruddin sangat bermanfaat karena secara tidak langsung akan membantu para pedagang-pedagang lokal di Abdya, dan uang paket proyek APBK itu betul-betul berputar di dalam daerah, bukan ke luar Abdya.

“Selain pedagang yang juga merasakan manfaatnya termasuk tukang becak, harland, dan mobil angkutan barang, karena semuanya mereka ada kegiatan. Yang selama ini mungkin pendapatannya Rp40 ribu sehari maka akan bertambah karena aktivitas mereka meningkat,” terangnya.

Safar juga menyampaikan program akan membuka ruang bagi investor yang ingin berinvestasi bisnis perdagangan ritel di Abdya seperti hadirnya Indomaret, Alfamart dan Alfamidi serta swalayan lainnya, sehingga swalayan di Abdya tidak hanya terbatas oleh pihak tertentu saja.

Dengan demikian, lanjut Safar produk-produk yang diproduksi oleh pelaku UMKM lokal di Abdya dapat ditampung di tempat tersebut minimal 30 – 40 persen baik di Indomaret, Alfamart, Alfamidi dan swalayan lainnya.

Amatan di lokasi, meski dalam suasana hujan, kegiatan yang dilaksanakan di lapangan bola voli Gampong Kepala Bandar itu dipadati ribuan pendukung Safaruddin-Zaman Akli.

Massa terlihat antusias menghadiri pertemuan silaturahmi dengan Paslon nomor urut 3 tersebut. Bahkan sebagian massa tetap bertahan di tengah hujan, karena sejumlah teratak yang didirikan panitia tak sanggup membendung massa yang terus berdatangan, sehingga massa meluber sampai ke luar lapangan.(*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp