Produksi Beras Indonesia Melesat 13,5 Persen, Tiga Provinsi Jadi Penopang Utama

Produksi Beras Indonesia Melesat 13,5 Persen, Tiga Provinsi Jadi Penopang Utama

Laporan: Adi Fitri | Editor: Redaksi
Deputi BPS Pudji Ismartini paparkan data BRS, Papua Pegunungan alami deflasi 0,92 persen Oktober 2025 akibat turunnya harga pangan. (Foto/Antara)

Aceh Global News | JAKARTA — Produksi beras nasional diperkirakan melonjak signifikan pada 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat proyeksi peningkatan produksi beras domestik sebesar 4,15 juta ton atau naik 13,5 persen secara tahunan.

Kabar baik ini juga diiringi dengan penurunan harga beras di tingkat grosir dan eceran pada Oktober 2025, yang tercatat mengalami deflasi 0,27 persen secara bulanan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan proyeksi tersebut berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan pada September 2025.

Total luas panen padi di Indonesia mencapai 11,35 juta hektare, naik 12,98 persen dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 10,05 juta hektare.

Kenaikan luas panen ini turut mendorong peningkatan produksi padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG).

Produksi GKG pada 2025 diperkirakan mencapai 60,34 juta ton, tumbuh 13,55 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya 53,14 juta ton.

Dari total produksi tersebut, bila dikonversi menjadi beras untuk konsumsi nasional, jumlahnya diprediksi mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,15 juta ton dari tahun sebelumnya yang sebesar 30,62 juta ton.

“Peningkatan potensi produksi beras Januari–Desember 2025 utamanya disumbang oleh peningkatan produksi pada subround I atau Januari–April 2025 yang meningkat sebesar 26,54 persen dibanding subround I 2024,” kata Pudji.

Tiga provinsi masih menjadi tulang punggung produksi padi nasional. Jawa Timur tercatat sebagai kontributor terbesar dengan produksi mencapai 10,53 juta ton GKG, disusul Jawa Barat sebesar 10,23 juta ton, dan Jawa Tengah dengan 9,38 juta ton. Ketiga provinsi ini konsisten menjadi sentra utama penyedia beras nasional setiap tahunnya.

BPS juga memperkirakan potensi luas panen padi sepanjang Oktober hingga Desember 2025 akan mencapai 1,9 juta hektare, meningkat 0,17 juta hektare dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan potensi pasokan beras masih akan terjaga hingga akhir tahun.

Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) pada Oktober 2025 tercatat sebesar 124,33, dengan indeks harga yang diterima petani naik tipis 0,06 persen menjadi 155,13. Angka ini mencerminkan peningkatan daya beli petani di tengah kondisi harga komoditas yang relatif stabil.

Sumber: Antara

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tutup