Blangpidie, Acehglobal – Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pengelolaan yang baik serta dukungan dari masyarakat menjadi kunci keberhasilan BUMG dalam mengembangkan usaha.

BUMG Kota Bahagia di Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya (Abdya), berhasil mengelola lima unit usaha yang memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD).

Salah satu unit usaha andalannya, Kolam Pemandian Babah Guha Panto Teungku, mampu meraup omzet tembus Rp 6 juta per hari.

Direktur BUMG Kota Bahagia, Syarifuddin, mengungkapkan bahwa peningkatan pendapatan terjadi hanya di momen tertentu seperti libur Lebaran, Tahun Baru, dan hari-hari libur nasional lainnya. Sementara pada akhir pekan, seperti Sabtu dan Minggu omzet wisata kolam berkisar antara Rp 2 juta – Rp 3 juta per hari.

“Alhamdulillah, omzet dari pengunjung yang datang ke kolam pemandian bisa mencapai Rp 6 juta per hari saat libur lebaran,” ujar Syarifuddin saat ditemui di lokasi wisata, Kamis (3/4/2025).

Sejak berdirinya BUMG, masyarakat setempat merasakan manfaat ekonomi dan kebersamaan yang terjalin melalui berbagai kegiatan usaha. Disamping itu, kehadiran wisata kolam ini juga membawa berkah bagi masyarakat yang berjualan di kawasan tersebut.

Menurut Syarifudddin, kolam pemandian Babah Guha Panto Teungku sendiri dibangun pada tahun 2022 dengan penyertaan modal desa sebesar Rp 300 juta.

“Awalnya kami membangun tiga kolam untuk anak-anak dan dewasa. Pada 2023, kami menambah satu kolam lagi sehingga kini totalnya ada empat kolam, terdiri dari dua kolam anak dan dua kolam dewasa,” jelas Syarifuddin.

Selain itu, sebutnya, Baitul Mal Aceh (BMA) turut memberikan bantuan dana sebesar Rp 60 juta untuk pengadaan luncuran anak dan fasilitas lainnya.

Mengenai pembagian hasil usaha, Syarifuddin menjelaskan bahwa keputusan diambil melalui musyawarah desa. Sebagian besar pendapatan digunakan untuk modal usaha, termasuk perluasan lahan kolam. Selain itu, pada bulan Ramadan, BUMG juga menyalurkan paket sembako kepada warga.

Tak hanya mengelola wisata kolam, BUMG Kota Bahagia juga memiliki usaha perkebunan sawit seluas 20 rantai atau sekitar 1,4 hektare. Hasil panen sawit yang dilakukan setiap 15 hari sekali menghasilkan 1,2 ton dengan pendapatan bersih Rp 1,5 juta setelah dipotong biaya operasional.

Di sektor pertanian, BUMG mengelola sawah produktif seluas 2 hektare yang disewakan kepada warga, terutama masyarakat kurang mampu. Dari hasil sewa ini, BUMG mampu memperoleh omzet hingga Rp 7 juta per musim panen.

Selain itu, BUMG juga mengelola usaha distribusi gas elpiji 3 kg dengan sistem swakelola bersama warga, menghasilkan setoran keuntungan sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Ada pula usaha penyewaan teratak dan kursi dengan omzet Rp 2 juta per bulan. Untuk warga yang mengalami musibah kematian, teratak disediakan secara gratis.

“Jika dihitung, total penghasilan dari lima unit usaha yang dikelola BUMG Kota Bahagia mencapai Rp 60 juta hingga Rp 80 juta per tahun,” ungkapnya.

Menanggapi keluhan pengunjung terkait fasilitas kolam, Syarifuddin menyatakan bahwa pihaknya berencana menambah kolam dengan membebaskan tanah milik warga. Selain itu, upaya perluasan area parkir juga akan dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

“Jika ada rezeki, kami akan menambah area parkir dan memperluas tempat peristirahatan bagi orang tua dan keluarga, sehingga mereka lebih nyaman saat menunggu anak-anak bermain,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp