2. Berikan Maaf Sebelum Diminta.
Jadikan Idul Fitri sebagai momen untuk benar-benar melepaskan dendam, sakit hati, atau rasa kecewa terhadap orang lain. Memaafkan tidak hanya membebaskan mereka, tetapi juga membebaskan hati kita dari beban.
3. Sederhana dalam Kebahagiaan
Idul Fitri tidak harus dirayakan dengan kemewahan. Kebahagiaan sejati justru hadir dalam kesederhanaan yang tulus. Rasulullah SAW bersabda: “Kesederhanaan adalah bagian dari iman.” (HR. Abu Dawud).
4. Jangan Tinggalkan Ibadah
Setelah Ramadhan berlalu, jangan biarkan semangat ibadah ikut surut. Jadikan Syawal sebagai bulan awal untuk membangun kebiasaan baik yang bertahan sepanjang tahun. Puasa enam hari di bulan Syawal, misalnya, menjadi salah satu bentuk komitmen yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. “Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim).
Idul Fitri adalah hadiah dari Allah, bukan hanya sebagai momen untuk bersuka ria, tetapi juga untuk mengevaluasi diri. Pastikan kita menyambutnya dengan hati yang bersih, penuh syukur, dan tanpa penyesalan. Jadikan hari kemenangan ini sebagai titik balik menuju hidup yang lebih baik—hidup yang dipenuhi keikhlasan, kebahagiaan sejati, dan ketenangan batin yang hanya datang dari kedekatan dengan Allah.
Bahagia tanpa penyesalan bukanlah mustahil. Itu hanya butuh satu hal: hati yang sepenuhnya menyerah kepada-Nya. Selamat Idul Fitri, semoga kemenangan ini menjadi awal dari keberkahan yang abadi.***
Penulis adalah Kepala KUA Susoh dan Ketua PC APRI Kabupaten Aceh Barat Daya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan