Blangpidie, Acehglobal — Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Perindagkop) Aceh Barat Daya (Abdya), Zedi Saputra, minta kepada pengurus Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih di daerah tersebut agar segera menyusun rencana bisnis atau usaha yang akan digeluti oleh masing-masing koperasi.

“Belum ada arahan khusus dari pusat secara detail. Tapi paling tidak, koperasi sudah bisa membicarakan rencana bisnis dan usaha, seperti klinik, apotek, gerai sembako, pupuk, dan elpiji,” kata Zedi usai mengikuti peluncuran Kopdes Merah Putih secara nasional via daring dalam pertemuan di aula Tgk Dikila Bappeda Abdya, Senin (21/7/2025).

Menurut Zedi, dari 80.000 Koperasi yang diluncurkan secara nasional, terdapat 152 koperasi di Abdya yang ikut dalam program ini. Namun saat peresmian, hanya diwakili lima desa dari tiap kecamatan.

Ia berharap program Kopdes Merah Putih ini bisa mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi desa yang selama ini nyaris tak terlihat.

“Kegiatan ekonomi, pengelolaan keuangan, bisnis dan usaha dari koperasi ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Zedi juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan koperasi di Abdya. Meski belum semua koperasi aktif, pihaknya siap memberi dukungan dan intervensi terhadap koperasi yang memiliki potensi besar.

“Kita harap koperasi yang sudah jalan bisa jadi contoh bagi desa lainnya. Kita lihat potensinya bagus dan akan terus dibina dan diawasi,” ucapnya.

Untuk mendukung operasional koperasi, pemerintah pusat telah menyiapkan dana pinjaman sebesar Rp5 miliar. Dana ini bukan hibah, melainkan pinjaman yang harus dikembalikan berdasarkan rencana bisnis koperasi masing-masing.

“Pencairan anggaran dilakukan bertahap, tergantung kemampuan koperasi menciptakan rencana usaha yang jelas,” jelas Zedi.

Belum ditetapkan target jumlah koperasi yang akan menyerap dana tersebut, namun ia memperkirakan sekitar 25 persen dari total dana dapat digunakan, tergantung kesiapan koperasi.

“Untuk sementara, fokus kita masih pada koperasi Merah Putih. Koperasi lain hanya kita pantau karena belum produktif. Mayoritas hanya koperasi simpan pinjam,” jelasnya.

Zedi menekankan bahwa Kopdes Merah Putih menerapkan sistem syariah, berbeda dari koperasi konvensional yang berbasis bunga.

“Harapan kita, dari koperasi Merah Putih ini akan tumbuh usaha-usaha nyata, terbuka lapangan kerja, dan roda ekonomi desa bergerak lebih kencang. Modalnya sudah disiapkan, tinggal bagaimana koperasi bisa mengelolanya dengan baik,” ujar Zedi.

Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan 80.000 KDMP secara nasional melalui daring dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Acara tersebut juga dihadiri Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, para kepala badan, dan jajaran Kabinet Merah Putih.

“Hari ini memang hari bersejarah, kita mulai usaha besar,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya yang disaksikan dari Aula Tgk Dikila Abdya.

Prabowo menyebut koperasi sebagai alat bagi rakyat kecil untuk bangkit secara ekonomi.

“Koperasi adalah alatnya orang yang lemah. Dari ekonomi lemah menjadi ekonomi kuat, konsep koperasi konsepnya gotong royong,” tegas Prabowo.

Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran negara dalam memperbaiki nasib rakyat, terutama dalam mengatasi masalah klasik seperti anjloknya harga saat panen.

“Petani ketika musim panen harganya sudah turun. Ini menurut saya sudah turun-temurun, hal ini harus kita ambil tindakan besar,” katanya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp