“Kehadiran Rumah Garam ini tentu sangat menguntungkan petani, sebab di rumah ini, sistem pengolahan garam akan ditata lebih sehat dan lebih higienis. Petani yang terlibat juga mendapat pelatihan khusus hingga memiliki kualifikasi sebagai pengelola usaha garam yang terampil,” ujarnya.
Ia meyakini, keberadaan Rumah Garam ini berperan besar meningkatkan kesejahteraan keluarga petani garam di wilayah ini.
Dyah juga mengajak PT PLN untuk mendirikan juga Rumah Garam di sentra-sentra penghasil garam di wilayah barat dan timur Aceh.
“Insya Allah, kami pun siap bekerjasama dengan para pihak untuk memberdayakan petani garam di wilayah ini agar dapat bekerja lebih maksimal. Tentu kami juga berharap, langkah PT PLN yang memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) ini, menjadi contoh bagi perusahaan lainnya. Sebab masih banyak petani garam di wilayah Aceh lainnya yang membutuhkan pembinaan, seperti petani garam di Pidie, Aceh Timur dan juga di kawasan pantai barat Aceh,” tutur Dyah.
Sementara, Muhammad Hatta, salah seorang petani garam yang dibina oleh PT PLN dan dilatih oleh Rumah Aspirasi UKM dan IKM Aceh menjelaskan, hasil pengolahan garam si Rumah Garam Aceh telah membantu perekonomian keluarganya.
Peresmian Rumah Garam Aceh ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Dyah Erti Idawati. Kegiatan yang berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat juga dihadiri oleh masyarakat sekitar. (*)