Seorang ketua dituntut tegas, komunikatif, dan mampu menjaga semangat gotong royong dalam koperasi.

Sekretaris: Penjaga Administrasi dan Dokumentasi

Meski kerap dianggap sepele, posisi sekretaris sangat vital. Tertib administrasi adalah fondasi koperasi yang sehat.

Sekretaris bertugas menyusun notulen, mendokumentasikan rapat, menyimpan arsip, dan mengelola surat-menyurat koperasi.

Selain itu, sekretaris juga mendukung agenda organisasi dan memastikan komunikasi internal berjalan lancar. Jika administrasi berantakan, bukan tidak mungkin kepercayaan anggota akan menurun.

Bendahara: Penjaga Keuangan yang Transparan

Keuangan adalah jantung koperasi, dan bendahara adalah penjaganya. Ia bertanggung jawab mengelola kas koperasi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Seluruh transaksi harus tercatat rapi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tugas bendahara mencakup penyusunan anggaran, laporan keuangan, dan pelaporan kepada RAT. Posisi ini menuntut integritas tinggi karena menyangkut langsung kepercayaan anggota terhadap koperasi.

Wakil Ketua Bidang Usaha: Motor Penggerak Ekonomi Koperasi

Jabatan ini berperan penting dalam pengembangan unit usaha koperasi, mulai dari sembako, simpan pinjam, logistik, hingga wisata desa. Ia wajib jeli melihat peluang dan berani mengambil langkah bisnis strategis.

Wakil Ketua Usaha bertugas menyusun strategi, memantau operasional, menjalin kemitraan, hingga mengusulkan pengembangan usaha baru.

Wakil Ketua juga harus mampu bekerja sama erat dengan manajer usaha dalam menjalankan koperasi sebagai entitas ekonomi produktif.

Wakil Ketua Bidang Anggota: Jembatan antara Pengurus dan Anggota

Koperasi bukan sekadar badan usaha, tapi juga organisasi sosial. Di sinilah peran Wakil Ketua Bidang Anggota sangat krusial sebagai penghubung pengurus dan anggota.

Tugasnya meliputi pembinaan, pelatihan, kaderisasi, serta pengelolaan data anggota.

Tak hanya itu, Wakil Ketua Bidang Anggota juga harus aktif menyerap aspirasi dan mendorong partisipasi anggota dalam setiap kegiatan koperasi. Peran ini menentukan ikatan emosional dan loyalitas anggota terhadap koperasi.

Kenapa Tugas Pengurus Harus Dipahami?

Banyak koperasi desa gagal bukan karena kekurangan modal, tetapi akibat manajemen internal yang lemah. Beberapa pengurus bekerja ekstra, sementara lainnya pasif. Ketidakseimbangan ini memicu program berjalan setengah hati dan kepercayaan anggota merosot.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp