Banda Aceh, Acehglobal – Belasan mahasiswa dari Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengunjungi Kantor Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) di kawasan Batoh, Banda Aceh, Kamis (7/11/2024) sore.

Kunjungan ini dalam rangka praktik lapangan mata kuliah “Media Populer dan Media Komunitas.”

Dipandu oleh dosen senior Hasan Basri M. Nur, Ph.D., para mahasiswa ini menerima kuliah umum dari Ketua YARA, Safaruddin, S.H., M.H., seorang tokoh dan aktivis advokasi masyarakat di Aceh.

Hasan Basri menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ini adalah agar mahasiswa dapat memahami peran media dalam advokasi komunitas marginal, khususnya melalui pembelajaran dari praktisi advokasi.

“Mahasiswa PMI perlu memiliki kemampuan advokasi komunitas marginal melalui media. Makanya kita belajar pada ahli advokasi hari ini,” kata Hasan Basri M. Nur saat memperkenalkan mahasiswa kepada Ketua YARA.

Dalam pertemuan tersebut, Safaruddin menyambut baik inisiatif para mahasiswa dan mengapresiasi semangat mereka dalam belajar advokasi.

“Pintu Kantor YARA selalu terbuka untuk mahasiswa gigeh (gesit, red) yang hendak belajar advokasi publik. Jangan sungkan, kami akan bantu,” ujar Safaruddin di hadapan para mahasiswa, yang seluruhnya perempuan.

Safaruddin juga menjelaskan filosofi advokasi melalui analogi permainan voli.

Menurutnya, mahasiswa berperan sebagai “tosser” atau pengumpan yang mengarahkan bola, sementara YARA sebagai “smash” yang mengeksekusi advokasi hingga mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya hak-hak masyarakat marginal.

“Mahasiswa yang ingin melakukan advokasi bagi masyarakat marginal sangat sejalan dengan misi YARA. Sebab advokasi publik adalah rutinitas kami di YARA,” ungkap Safaruddin.

Para mahasiswi yang hadir dalam kunjungan tersebut antara lain Silvia Febrina, Fifi D Maharani, Sititan W Husna, Asma Fitri, Vina, Weni, K Nafisa, Siti Khairani, Riskia Putri, dan Dhiya Jinan.

Salah satu mahasiswi, Silvia Febrina, mengungkapkan kebahagiaannya atas kesempatan belajar langsung dari lapangan.

“Ini pengalaman berharga bagi kami untuk belajar advokasi langsung dari praktisi,” kata Silvia.

Silvia dan rekan-rekannya berencana untuk terus berkolaborasi dengan YARA dalam tugas-tugas advokasi mereka, terutama dalam memperjuangkan hak-hak komunitas marginal di Aceh.(*)